12 February 2009

Kita hanya musafir lewat

"Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu,

kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,

kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan"

(Qs. Al-Baqarah [2] : 28)

Ketahuilah sahabat, bahwa kehidupan dunia ini hanyalah persinggahan sebentar
dalam perjalanan panjang menuju keabadian. Kita hanyalah musafir yang sedang
menempuh perjalanan menuju negeri yang pasti dan abadi. Rasulullah berpesan
kepada kita : "Jadilah dirimu di dunia ini seperti orang-orang asing atau
seorang musafir ! " (HR. Ahmad, Buchari, At-tarmidzi dan Ibnu Hibban). Dr.
Yusuf Al-Qaradhawi menasehati kita lewat bukunya "*Al-Waqti Fi Hayati
Muslim"* (waktu dalam kehidupan muslim) Sesungguhnya berlalunya masa dan
berputarnya siang dan malam bagi sorang: muslim tidak boleh dibiarkan tanpa
mengambil pelajaran dirinya. Paling tidak, ia memikirkan kalau memang belum
dapat mengambil pelajaran darinya. Sadarilah bahwa setiap waktu berjalan
terjadi seribu satu macam kejadian, dari yang dapat kita indra sampai yang
tidak dapat kita indra.

Sahabat, Tidak dapat kita bantah bahwa manusia dengan fitrahnya senang akan
kehidupan yang baik dan juga mengharapkan usia yang panjang. Bahkan kalau
bisa, kita ingin hidup selama-lamanya. Namun tidak dapat kita sangkal bahwa
menginginkan kehidupan yang kekal di dunia adalah kemustahilan, sebab dunia
yang sifatnya temporer ini satu saat akan hancur bersama dengan semua yang
ada di dalamnya. Manusia dibatasi dengan kematian sebagai akhir suatu
perjalanan atau batas kehidupan yang pasti tejadi dan tidak bisa ditolaknya.
Kematian adalah akhir dari perjalanan kehidupan dunia yang fana dan pintu
gerbang kehidupan yang kekal, yaitu akhirat. Rasulullah saw. mengajarkan
kepada kita agar selalu menyadari tentang kesementaraan kehidupan dunia ini.
Dunia hanyalah tempat mengumpulkan bekal, agar kelak kita diterima Allah
sebagai tamu yang baik dan ditempatkan pada tempat yang baik pula. Umur
dunia sangat pendek, terlebih umur kita. Jangankan dibandingkan dengan
lamanya waktu di akhirat, dibandingkan dengan waktu di dalam kubur saja,
tentu tidak ada sekejapnya. Di sisi lain, kesementaraan hidup di dunia juga
digambarkan oleh rasulullah saw. Dalam sabdanya : *"Dunia (hanyalah berumur)
tujuh harinya hari-hari akhirat" (HR. Ad-Dailami).*

Jika umur dunia semenjak diciptakan hingga dihancurkan (kiamat) kelak hanya
sebanding dengan tujuh harinya hari-hari akhirat, maka akan tergambarkan
oleh kita bahwa umur kita tidak ada satu detikpun dari hari-hari akhirat.
Jikalau kita mau menggunakan akal sehat dan berpikir sejenak tentang hakekat
hidup di dunia ini, niscaya selain waktunya sangat sementara dan hanya satu
kali, juga akan kita sadari bahwa kehidupan kita yang sangat sementara dan
satu kali itu menjadi faktor penentu bahagia–sengsaranya kita dalam
menjalani kehidupan yang sesungguhnya di akhirat kelak. Akhirat adalah
kehidupan pasca dunia yang teramat panjang, dan panjang tak terkirakan.
Ketahuilah, Kematian bukanlah perjalanan akhir bagi kehidupan sebenarnya,
tetapi hanya merupakan tempat singgah (transit). Kematian itu sebenarnya
hanya merupakan perpindahan dari satu norma ke norma yang lain. Kematian
adalah suatu tanda bahwa kehidupan masa uji coba manusia telah selesai.
Ketika hidup di dunia manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan yang menjadi
cobaan dan ujian baginya. Namun ketika kematian datang, selesailah
kesempatan untuk memilih. Pada fase baru ini manusia dipaksa untuk
meyakinkan dirinya bahwa ia mati. Pada saat inilah ia dapat melihat malaikat
maut dan alam Allah yang sebelumnya terhijab (tertutup). Disebutkan dalam
firman Allah *: "Sesungguhnya kamu berada dalam kehidupan lalai dari (hal)
ini, maka kami singkapkan dari padamu tutup (yang menutupi) matamu, maka
penglihatanmu pada hari yang amat tajam". (Qs. Qaaf [50] : 22) . *Ketika
berada di alam substansi (dzar) dulu, kita pernah mengalami kematian.
Setelah itu kita ke dunia menjadi makhluk hidup, dan tidak lama kemudian
kita akan mengalami kematian lagi. Selanjutnya kita akan dibangkitkan,
sebagaimana disebutkan dalam Al-qur'an : *"Mengapa kamu kafir kepada
Allah, padahal tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu
dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu
dikembalikan" (Qs. Al-Baqarah [2] : 28)*

Ketahuilah, Pasca di dunia masih ada alam kubur, Pasca alam kubur masih ada
kiamat dan hari kebangkitan. Pasca kebangkitan masih ada alam padang mahsyar
(mauqif) dan penimbangan amal (yaumul hisab). Pasca yaumul hisab masih ada
kehidupan yang tidak terkirakan lamanya dan tidak mengenal batas akhir,
yakni syurga atau neraka. Pada saat itu sejarah kemanusiaan sudah usai dan
perjalanan telah berakhir dengan pasti. Yang terbentang dihadapan manusia
saat itu adalah era kehidupan syurga atau neraka.

1 comment:

  1. duhh...jadi makin inget dosa nieh...
    tobat,tobat,tobat...

    ReplyDelete