26 January 2009

Mati itu Pasti, Berjuang itu Keharusan

Apa yang mampu menahan...
Saat tanah menginginkan kita untuk kembali
Saat tubuh dan jiwa saling berpamitan tuk berpisah
Saat matahari lebih memilih tuk terbit di barat
Saat Allah menyatakan waktu kita telah habis

Manusia terlahir kedunia atas kehendak dari zat yang menciptakannya. Sebuah hasil pertarungan panjang sehingga benih yang ditabur dalam rahim seorang ibu dapat bersemi dan tumbuh menjadi janin, janin itu makin membesar dan akhirnya terlahir menjadi manusia yang sempurna, tak ada yang mampu menahan apa yang di kehendaki oleh Allah, tak ada juga yang mampu mendahului kehendakkNya. Ketika seorang manusia terlahir kedunia maka semuanya telah di atur oleh zat yang maha mengatur. Seperti apa rezki yang akan dia peroleh selama mengarungi kehidupannya, siapa yang akan menjadi teman sejatinya dalam suka maupun duka dan kapan kehidupannya akan berakhir maka itu semua sudah tercatat dalam catatan Allah dalam catatan yang rapi.
Tidak ada satupun yang terjadi dalam kehidupan ini karena kebetulan semata, apa-apa yang Allah ciptakan mengandung arti dan maksud masing-masing. Allah menciptakan langit dan bumi karena ada yang dikehendakiNya dan juga Allah mempergulirkan siang dan malam karena maksud tertentu, tak ada kesia-siaan atas ciptaan Allah. Hal itu ditegaskan Allah dengan jelas dalam firmanNya :
“ sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” (Ali Imran : 190)
Demikian juga halnya dengan penciptaan seorang manusia, Allah menciptakan manusia, meletakkan manusia pada derajat seorang pemimpin dan memerintahkan manusia bersujud kepadaNya bukan karena sesuatu yang sia-sia akan tetapi ada maksud dan tujuan sendiri. Dalam firmannya Allah menjelaskan
“ Sesungguhnya setiap kamu adalah seorang pemimpin dan kelak akan diminta pertanggung jawaban atas apa-apa yang kamu pimpin”
Berangkat dari firman allah di atas, dimana Allah telah menjadikan kita pemimpin dimuka bumi ini, baik jadi pemimpin bagi diri sendiri ataupun pemimpin orang lain, setiap apa-apa yang kita pimpin akan dipertanggung jawabkan di sisi Allah.
Saudaraku…
Hari ini kita telah terlahir kedunia, sepakat atau tidak maka itu adalah sebuah kenyataan yang harus kita hadapi, tak ada protes atas keberadaan kita, apapun kondisinya kita tetap akan ada didunia ini dan kita telah digelari Allah dengan gelar Khalifah. Satu sikap yang harus kita bangun dan kita bina sampai Allah memanggil kita kembali adalah sikap Ridho dan ikhlas dalam menjalani kehidupan ini sembari terus mengumpulkan bekal untuk pulang kekampung yang sebenarnya.
Saudaraku…
Selama hidup di dunia kita di ibaratkan sebagai seorang perantau yang merantau untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya untuk dibawa pulang kekampung. Kita harus berjuang untuk menjadi perantau yang sukses, janganlah kita menjadi manusia yang terlena, terlena dengan kehidupan dunia sehingga lupa untuk mencari bekal yang akan kita bawa pulang kepada Allah. Ibadah, dakwah dan jihad adalah bagian dari mengumpulkan bekal untuk menghadap Allah. Pertanyaannya sekarang sudah sejauh apakah ibadah, dakwah dan jihad yang telah kita lakukan?
Saudaraku…
Sudahkah kiranya kita betul-betul melakukan jual beli dengan Allah?, seserius apakah kita mengejewantahkan kehendak-kehendak Allah dalam bentuk dakwah? Sudahkan kita betul-betul merasakan atmosfer jihad dalam hidup kita?. Hanya kita sendiri yang tau jawabannya.
Tak perlulah kiranya kita minta jawaban pada orang lain, kita yang merasakan sebanyak apa tabungan kita hari ini untuk diperlihatkan pada Allah kelak. Hanya kita yang tau apakah yang kita lakukan selama ini hanya sebuah kesia-siaan ataukah sesuatu hal yang diridhoi Allah.
Saudaraku…
Kita tidak punya banyak waktu untuk terus terlena, terpana dan terpukau dengan kemewahan dunia, kita tak punya banyak waktu untuk melakukan ibadah kepada Allah dan kita mempunyai banyak kewajiban yang harus kita selesaikan dari pada waktu yang kita punya. Maka dari itu mari kita sama-sama berjuang, berjihad dan berdakwah hanya karena Allah. Tak seorangpun yang tau apakah besok kita masih ada atau tidak dan tak seorangpun yang mampu menahan ketika Allah sudah menyatakan waktu kita telah habis.

1 comment: